Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata.
Ciri tubuh
Ciri tubuh Arthropoda meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam.
Struktur tubuh
Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi.Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas.Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut).
Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton).Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit.Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat.
Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak.Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan tubuh.Oleh karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru.Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis.Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba.
Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya.
Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia.Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan.Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.
Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada belalang.
Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.Sisa metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya.Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol.Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa.
Cara hidup dan habitat
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput.
Reproduksi
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis.
Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan).Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua).Hasil fertilisasi berupa telur.
Klasifikasi
Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki.Berikut ini akan diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum, yaitu Kelas Arachnoidea, Myriapoda, Crustacea, dan Insecta.
Arachnoidea
Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja.Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies.Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm.Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit.Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora.Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina.Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after).Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah caplak atau tungau (Acarina sp.).
Berikut adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai, yaitu laba-laba.Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian posterior.Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada).Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan.Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut.
Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma.Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas.Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen.Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik.Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa.
Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku atau trakea.Paru-paru buku adalah organ respirasi berlapis banyak seperti buku dan terletak pada bagian abdomen.Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula ( tunggal = tubulus ) Malpighi.Tubula Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus.Selain Tubula Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal.Kelenjar koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa (segmen pada kaki insecta).
Myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak.Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita.Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu.Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen.Tubuhnya memanjang seperti cacing.
Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal).Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya.Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea.Ekskresinya dengan tubula malpighi.Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan repsroduksi seksual secara internal.Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.
Chilopoda
Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang.Tubuhnya memanjang dan agak pipih.Pada kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula dan dua pasang maksila.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang spirakel.Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alt beracun.Alat penyengat digunakan unutk menyengat musuh atau pengganggunya.Sengatannya menimbulkan bengkak dan rasa sakit.Contoh hewan ini adalah kelabang (scutigera sp.).
Diplopoda
Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan berjumlah seribu.Ada yang menyebutkan nama lain seperti keluwing.Tubuhnya bulat panjang.Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang spirakel.Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat hebivora atau pemakan sisa organisme.Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti gelombang.Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan tubuhnya dan pura-pura mati.Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.).
Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras.Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini.
Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca.
Entomostraca
Entomostraca adalah crustacea yang berukuran mikroskopik, hidup sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan juga ada yang sebagai parasit.Contoh hewan ini adalah Daphnia, Cypris virens, dan Cyclops sp.
Malacostraca
Malacostraca adalah crustacea yang berukuran lebih besar dari pada entomostraca.Hewan yang termasuk kelompok ini adalah Udang, lobster, dan kepiting.Berikut akan dibahas sedikit mengenai urain hewan kelompok satu ini.
Udang memiliki ekssoskeleton yang keras untuk melindungi tubuhnya.Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu kaput dan toraks yang menyatu membentuk sefalotoraks, serta abdomen.Dibagian sefalotoraks dilindungi oleh eksoskeleton yang keras berupa karapaks.Karapaks memiliki duri di ujung anterior yang disebut rostrum.Di dekat rostrum terdapar mata faset ( majemuk) yang bertangkai.Pada kaput sefalotoraks merupakan penyatuan lima segmen.Dibagian kaput terdapat sepasang antenula, sepasang antena, dan tiga pasang bagian mulut.Antenula berfungsi sebagai alat peraba, sedangkan antena sebagai alat keseimbangan tubuh.Tiga pasang mulut terdiri dari sepasang mandibula dan dua pasang maksila.Pada bagian toraks terdiri dari delapan segmen, terdapat tiga pasang maksiliped, sepasang seliped, dan empat pasang kaki jalan(periopod).
Maksiliped tersebut berfungsi sebgai penyaring makanan.Seliped berfungsi untuk mencari makanan dan melindungi diri dari musuh.Pada bagian abdomen terdapat lima pasang kaki renang (pleopod).Pada ujung posterior terdapat telson dan sepasang alat kemudi untuk berenang (urupod).Pada udang jantan, pasangan pleopod 1 dan 2 bersatu menjadi gonopod.Gonopod berfungsi sebagai penyalur sperma saat kopulasi.Sedangkan pada wanita berfungsi untuk melekatkan telur dan membawa anaknya.Saluran pencernaan udang terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulut dan esofagus terletak di bagian bawah sefalotoraks.Lambung ( terletak di sefalotoraks ) dan usus ( terletak di abdomen ) berada disepanjang bagian dorsal tubuh.Hati yang merupakan kelanjar pencernaan terletak di bagian toraks dan abdomen.makanan udang berupa berudu, larva, serangga, dan ikan-ikan kecil.Sisa metabolisme dikeluarkan melalui alat kelenjar hijau yang terletak di kepalanya.Pernapasan dilakukan dengan insang yang terdapat di bagian ventral tubuhnya dekat kaki.Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan sinus yang rongganya berdinding tipis.Organ kelamin bersifat dioseus.
Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga).Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah.Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah.
Karena itu pula sering juga disebut hexapoda.
Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat.Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit.
Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen.Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli).Insecta memiliki organ perasa disebut palpus.
Insecta yang memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga.Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota tubuh.Pada abdomennya
terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea.Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta.Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alt ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka.Organ kelaminnya dioseus.
*Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga :
Pertama Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa perubahan wujud.Contohnya kutu buku (lepisma saccharina)
Kedua Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya sayap.Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut.
Insecta muda disebut nimfa.Ringkasan skemanya adalah telur – nimfa (larva) – dewasa (imago).Contoh Insecta ini adalah belalang, kecoa (periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp.), dan walang sangit (leptocorisa acuta).
Ketiga Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahan wujud yang sanagt berbeda (sempurna).
Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur – larva – pupa – dewasa.Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali.
Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa..Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan struktur Insecta dewasa.Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa.Contoh Insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.
*Berdasarkan sayap,Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas :
Pertama Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki antena panjang.Umumnya berkembang secara ametabola.Contoh hewan kelas ini adalah kutu buku.
Kedua Pterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh yang disebut Eksopterigota.Kelompok lain yang sayapnya berasal dari tonjolan dalam dinding tubuh disebut Endopterigota.
Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan metamorfosisnya :
- Orthoptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit.Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir
- Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang.Contohnya walang sangit (leptocorisa acuta) dan kutu busuk (cymex rotundus)
- Homoptera memiliki dua pasang yang sama panjang.Contohnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis), dan kutu kepala (Pediculus humanus)
- Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala.Contohnya capung (pantala).
Endopterigota dibedakan menjadi :
- Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang keras dan tebal.Misalnya kumbang tanduk (Orycies rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoperta diminica)
- Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih besar daripada sayap belakang.
Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut hitam (Monomorium sp.), lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes)
- Diptera hanya memiliki sepasang sayap.Misalnya nyamuk (culex sp.), nyamuk malaria (Anopheles sp), nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti), lalat rumah (Musca domestica), lalat buah (Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis)
- Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap.Misalnya kupu-kupu sutera (Bombyx mori) dan kupu-kupu elang (Acherontia atropos)
Peran Arthropoda bagi manusia
Berbagai jenis Arthropoda memberikan keuntungan dan kerugian bagi manusia.Peran arthropoda yang menguntungkan manusia misalnya dibidang pangan dan sandang yaitu sebagai berikut :
-Sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi.Misalnya Udang windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus pelagicus), kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus versicolor)
-Penghasil madu, yaitu lebah madu (Apis indica)
-Bahan industri kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori)
Sementara yang merugikan manusia anatara lain :
-Vektor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus.
-Menimbulkan gangguan pada manusia.Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk
-Hama tanaman pangan dan industri.Contohnya wereng coklat dan kumbang tanduk
-Perusak makanan.Contohnya kutu gabah
-Perusak produk berbahan baku alam.Contohnya rayap dan kutu buku
Sabtu, 11 Desember 2010
PTERYDOPHYTA atau Tumbuhan Paku
PTERIDOPHYTA atau TUMBUHAN PAKU
06.39 No Commen
Berdasarkan spora yang dihasilkan dikenal 3 jenis tumbuhan paku, yaitu:
Paku Homosfor atau Isospor >> menghasilkan satu jenis spora saja, misalnya paku kawat (Lycopodium clavatum).
Paku Heterospor >> menghasilkan dua jenis spora yaitu: mikrospora (jantan) dan makrospora (betina), misalnya paku rane (Selaginella wildenowii) dan semanggi (Marsilea crenata).
Paku Peralihan >> menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama (isospora) tetapi sebagian jantan dan sebagian betina (heterospora), misalnya paku ekor kuda (Equisetum debile)
Akar tumbuhan paku berupa akar serabut. Pada akar paku, xilem terdapat di tengah dikelilingi floem membentuk berkas pembuluh angkut yang konsentris.
Batangnya jarang tumbuh tegak di atas tanah, kecuali pada paku tiang (Alsopila sp. dan Cyathea sp.). Batang tersebut kebanyakan berupa akar tongkat (Rhizoma). Tipe berkas pembuluh angkut batang sama dengan akar, yaitu tipe konsentris.
BERMACAM-MACAM DAUN PAKU
- daun yang kecil-kecil disebut Mikrofil- daun yang besar-besar disebut Makrofil dan telah mempunyai daging daun (Mesofil)- daun yang khusus untuk asimilasi disebut Tropofil- daun yang khusus menghasilkan spora disebut Sporofil
ISITILAH LAIN
- Sporangium adalah kotak spora- Sorus adalah badan tempat berkumpulnya kotak spora- Indusium adalah selpaut yang menlindungi sorus muda -> ciri paku
Perkembangbiakan paku tergolong Metagenesis. Berbeda dengan lumut, yang sehari-hari kita sebut sebagai tanaman paku adalah fase sporofit-nya. Tumbuhan paku yang ada di bumi ini mempunyai masa kejayaan dalam zaman Paileozoikum, terutama dalam zaman karbon -> disebut zaman paku. Sisa-sisanya sekarang dapat digali sebagai batubara.
SPESIES-SPESIES PAKU
Sebagai tanaman hiasan :- Platycerium nidus (paku tanduk rusa)- Asplenium nidus (paku sarang burung)
- Adiantum cuneatum (suplir)- Selaginella wildenowii (paku rane)
Sebagai bahan penghasil obat-obatan :- Asipidium filix-mas- Lycopodium clavatum
Sebagai sayuran :- Marsilea crenata (semanggi)- Salvinia natans (paku sampan = kiambang)
Sebagai pupuk hijau :- Azolla pinnata >> bersimbiosis dengan anabaena azollae (gangang biru)
Sebagai pelindugn tanaman di persemaian :- Gleichenia linearis
Ciri-ciri Pteridophyta
Pergiliran generasi: sporofit & gametofit
Gererasi sporofit à akar, batang, daun, berkas pembuluh (xilem & floem), kromosom 2n, dominan
Generasi gametofit à talus, kromosom n, umur pendek, lekas mati
Pembiakan:
seksual arkegonium à ovum
(protalium) anteridium à spermatozoid
aseksual à spora homo/isospora
heterospora
Klasifikasi Pteridophyta
1. Kelas Equisetinae (Articulatae)
Famili Equisetaceae
2. Kelas Lycopodiinae
Famili Lycopodiaceae
Famili Selaginellaceae
3. Kelas Psilotinae
Famili Psilotaceae
4. Kelas Isotinaceae
5. Kelas Filicinae
a. Sub Kelas Eusporangiatae
Famili Ophioglossaceae
b. Sub Kelas Leptosporangiatae
Famili Polypodiaceae
Famili Marsilliaceae
Famili Salviniaceae
Famili Equisetaceae
= paku ekor kuda
Batang: berbuku-buku, berongga, tiap buku mempunyai daun kecil (seperti sisik), duduk daun dalam lingkaran
Mempunyai rhizoma
Homospora, spora terdapat dalam sporangium. Sporangium terdapat dalam strobilus (kumpulan sporofil), letak terminal. Tiap sporangium terdiri dari 4 elater yang higroskopis à mempermudah penyebaran spora
Sel epidermis batang bagian luar mengandung zat kersik à sebagai abu gosok
Contoh:
v Equisetum arvense à Equiseti Herba
(diuretik)
v Equisetum debile à greges otot
v Equisetum pratense
E. arvense E. debile E. pratense
Famili Lycopodiaceae
• = paku kawat = paku rambat
• Herba (menyerupai lumut), percabangan dikotomi
• Daun kecil (mikrofil), dalam lingkaran, tidak bertangkai
• Homospora, sporangium terletak pada basis sporofil. Sporofil dapat menyusun strobilus
Contoh:
Lycopodium clavatum
à “Lycopodium” (spora kering)
untuk pembalut pil
Lycopodium cernuum
L. clavatum L. cernuum
Famili Selaginellaceae
= paku rane = paku lumut
Sebagian batang berbaring, sebagian tegak, bercabang menggarpu anisotom
Heterospora, protalium jauh mengalami reduksi
Rangkaian sporofil terminal berupa bulir tunggal atau bercabang
Contoh:
ü Selaginella willdenowii
ü Selaginella caudata
ü Selaginella plana
Famili Psilotaceae
paku telanjang àbelum terdapat daun
Herba kecil tendah, percabangan dikotom
Tidak berakar, hanya tunas tanah dengan rizoid
Daun kecil (mikrofil) berbentuk sisik, tidak bertulang, tersusun jarang dalam garis spiral
Sporangium tidak terminal, tapi di antara tajuk sporofil yang berbagi menggarpu
Spermatozoid memiliki flagel
Contoh:
Psilotum nudum Psilotum triquetrum Tmesipteris tannensis
Kelas Filicinae
= paku = pakis
Higrofit à penyusun undergrowth dalam hutan di daerah pegunungan dan hutan subtropik basah
Daun besar (makrofil), bertangkai, mempunyai banyak tulang
Sporangium terdapat pada sisi bawah daun
Famili Ophioglossaceae
Homospora, protalium berumah satu, tidak mengandung klorofil, di dalam tanah
Hidup sebagai saprofit dengan pertolongan cendawan mikoriza
Habitat: paku tanah atau epifit
Contoh:
Botrychium ternatum Helminthostachys zeylanica
Famili Polypodiaceae
Kebanyakan herba, kadang pohon, mempunyai rhizoma
Daun monomorfik atau dimorfik, tunggal atau majemuk, daun muda bentuk spiral
Homospora. Spora dalam sporangium yang berkumpul membentuk sorus (sori). Sorus dibungkus indusium, terletak marginal atau dorsal dari sporofil. Sporangium berdinding tipis, bertangkai dan mempunyai annulus yang letaknya vertikal
Contoh:
Dryopteris filix-mas à Filices Rhizoma
(obat cacing pita)
Adiantum pedatum à Adianti Folium
(suplir)
Polypodium vulgare
Pteridium aquilinum
Platycerium bifurcatum
(simbar menjangan)
Pyrrosia nummularifolia & P. piloselloides
à sisik naga
Famili Marsileaceae
Herba, tergolong paku air
Hidup di air dangkal, berakar dalam tanah, jarang berupa tumbuhan darat sejati.
Jika hidup di darat à terbentuk seperti umbi
Batang seperti rimpang merayap à ke atas membentuk daun, ke bawah akar
Heterospora
(makrospora & mikrospora)
Contoh:
Marsilea crenata Pilularia globulifera
Famili Salviniaceae
v Paku air
v Sedikit bercabang
v Daun berkarang, tiap buku terdapat 3 daun. Dua daun di atas air, sisanya dalam air
v Sporangium terkumpul pada pangkal daun yang berada dalam air, @ terdiri dari satu sorus, terbungkus dinding yang homolog dengan indusium
Contoh:
Salvinia natans
Azolla pinnata
Daur Hidup Pterodophyta
a. paku yang Homospora
B. Paku yang heterospora
C. paku peralihan antara homospora dan heterospora
Lingkungan hidup pterydophita
tempat yang lembab
daerah tropis yang subtro[is
lereng-lereng gunung
air ( tawar )
Percobaan Kloning Manusia
Kloning era modern dimulai tahun 1958 saat ahli fisiologi tanaman Inggris RC Steward (1904 – 1993) mengklon tanaman wortel dari sel tunggal dewasa yang diletakkan dalam kultur nutrisi yang mengandung hormon. Kloning sel hewan pertama terjadi tahun 1964, saat ahli biologi molekuler inggris John B Gurdon (1933 – 1989) mengambil nukleus dari sel testis kecebong dan menyuntikkannya kedalam telur yang tidak subur. Nukleus sel ini dalam telur itu telah dihancurkan dengan sinar ultraviolet, tapi saat telur di erami, Gurdon menemukan kalau 1-2% dari telur tersebut berhasil berkembang menjadi katak dewasa yang subur.
Kloning mamalia pertama yang sukses terjadi hampir 20 tahun lalu, saat para ilmuan Swiss dan Amerika Serikat berhasil mengkloning tikus menggunakan metode yang sama dengan pendekatan Gurdon. Metode mereka memerlukan satu langkah tambahan, yaitu setelah mengambil nukleus dari janin semacam tikus, mereka mengirimnya kedalam janin tikus jenis lain. Tikus yang disuntikkan ini berperan sebagai ibu angkat. Kloning hewan ternak di coba juga tahun 1988, saat janin dari sapi juara di transplantasikan pada telur sapi yang tidak subur yang nukleusnya sendiri telah dibuang. Terobosan yang lebih besar lagi terjadi tanggal 24 februari 1997, dengan kelahiran seekor domba bernama Dolly di Edinburg, Skotlandia. Dolly bukan domba biasa : Ia adalah mamalia pertama yang lahir dari kloning sel dewasa. Jadi, ia direproduksi secara aseksual dalam bentuk kloning yang direkayasa genetik, ketimbang proses normal apapun. Hebatnya, ia menunjukkan kemampuan untuk bereproduksi gaya lama saat tanggal 23 april 1998, ia sendiri melahirkan anak bernama Bonnie.
Giliran Manusia?
Walau kelahiran Dolly dan Bonnie memunculkan harapan, mereka juga memunculkan rasa takut. Kalau mamalia besar saja seperti domba dapat di klon, apalagi manusia? Sejak tahun 1993 sudah ada usaha untuk mengkloning janin manusia sebagai bagian dari studi fertilisasi in vitro (perkawinan luar tubuh). Tujuannya untuk mengembangkan telur subur dalam tabung uji dan kemudian menanamkannya dalam rahim wanita yang tidak bisa hamil. Telur subur ini, walau begitu, tidak berkembang sampai tahap yang cocok untuk di transplantasikan ke rahim manusia.
Lalu tanggal 13 oktober 2001, para ilmuan dari Advanced Cell Technology di Worcester, Massachusetts, berhasil mengklon janin manusia. Mereka belum membuat hidup manusia, tapi mereka mengembangkan sumber jaringan syaraf dan jaringan lain yang dapat digunakan untuk kedokteran dan penelitian. Tetap saja berita itu sangat menggemparkan rakyat amerika dibalik tragedi serangan teroris 11 September. Sel manusia sudah bisa di reproduksi, dan sekali lagi tampak kalau produksi klon manusia itu mungkin dilakukan.
Mudah dipahami bagaimana orang merespon dengan hati-hati berita demikian. Ketakutan ini lebih berhubungan dengan hollywood daripada sains sih. Faktanya, pencapaian perusahaan dari Massachusetts tersebut, walaupun merupakan kemajuan ilmiah yang mengesankan, masih jauh dibandingkan citra Frankenstein yang dibangun oleh para anti rekayasa genetik. “Mengkloning janin” kedengarannya dramatis, padahal kenyataannya hanya satu janin yang baru mencapai ukuran enam sel sebelum sel tersebut berhenti membelah. Cuma enam sel! Ia bahkan ga dapat dilihat oleh mata tanpa mikroskop loh. Wew, jauh banget dari yang namanya tentara klon seperti di film Star Wars itu.
Kloning yang dilakukan oleh perusahaan dari Massachusetts itu adalah semacam kloning terapis, karena melibatkan produksi materi genetik untuk perawatan kondisi khusus. Itu jauh dari kloning yang bertujuan reproduktif, yang membutuhkan penanaman janin klon kedalam rahim – dan bahkan masih jauh banget dari citra klon yang dilahirkan dalam tabung uji tanpa orang tua satupun selain materi biologis yang dipakai untuk membuatnya.
Gagasan demikian terkait dengan visi dari novel Aldous Huxley tahun 1932 berjudul Brave New World daripada fakta ilmiah. Dan bahkan jika manusia ingin mengembangkan teknologi demikian, akan jauh sekali di masa depan. Bahkan bisa jadi “menciptakan kehidupan” lewat cara demikian adalah mustahil, bila ya, pencapaian demikian sama halnya saat dimana kita di masa depan berhasil pergi ke tata surya lain.
Ini bukan berarti kalau semua ketakutan kita pada kloning dan rekayasa genetika sebenarnya tidak beralasan; sebaliknya, itu adalah sebuah sikap skeptik yang penting. Menjadi skeptik itu bagus, sejauh kita punya alasan yang kuat untuk bersikap kritis.
Kloning mamalia pertama yang sukses terjadi hampir 20 tahun lalu, saat para ilmuan Swiss dan Amerika Serikat berhasil mengkloning tikus menggunakan metode yang sama dengan pendekatan Gurdon. Metode mereka memerlukan satu langkah tambahan, yaitu setelah mengambil nukleus dari janin semacam tikus, mereka mengirimnya kedalam janin tikus jenis lain. Tikus yang disuntikkan ini berperan sebagai ibu angkat. Kloning hewan ternak di coba juga tahun 1988, saat janin dari sapi juara di transplantasikan pada telur sapi yang tidak subur yang nukleusnya sendiri telah dibuang. Terobosan yang lebih besar lagi terjadi tanggal 24 februari 1997, dengan kelahiran seekor domba bernama Dolly di Edinburg, Skotlandia. Dolly bukan domba biasa : Ia adalah mamalia pertama yang lahir dari kloning sel dewasa. Jadi, ia direproduksi secara aseksual dalam bentuk kloning yang direkayasa genetik, ketimbang proses normal apapun. Hebatnya, ia menunjukkan kemampuan untuk bereproduksi gaya lama saat tanggal 23 april 1998, ia sendiri melahirkan anak bernama Bonnie.
Giliran Manusia?
Walau kelahiran Dolly dan Bonnie memunculkan harapan, mereka juga memunculkan rasa takut. Kalau mamalia besar saja seperti domba dapat di klon, apalagi manusia? Sejak tahun 1993 sudah ada usaha untuk mengkloning janin manusia sebagai bagian dari studi fertilisasi in vitro (perkawinan luar tubuh). Tujuannya untuk mengembangkan telur subur dalam tabung uji dan kemudian menanamkannya dalam rahim wanita yang tidak bisa hamil. Telur subur ini, walau begitu, tidak berkembang sampai tahap yang cocok untuk di transplantasikan ke rahim manusia.
Lalu tanggal 13 oktober 2001, para ilmuan dari Advanced Cell Technology di Worcester, Massachusetts, berhasil mengklon janin manusia. Mereka belum membuat hidup manusia, tapi mereka mengembangkan sumber jaringan syaraf dan jaringan lain yang dapat digunakan untuk kedokteran dan penelitian. Tetap saja berita itu sangat menggemparkan rakyat amerika dibalik tragedi serangan teroris 11 September. Sel manusia sudah bisa di reproduksi, dan sekali lagi tampak kalau produksi klon manusia itu mungkin dilakukan.
Mudah dipahami bagaimana orang merespon dengan hati-hati berita demikian. Ketakutan ini lebih berhubungan dengan hollywood daripada sains sih. Faktanya, pencapaian perusahaan dari Massachusetts tersebut, walaupun merupakan kemajuan ilmiah yang mengesankan, masih jauh dibandingkan citra Frankenstein yang dibangun oleh para anti rekayasa genetik. “Mengkloning janin” kedengarannya dramatis, padahal kenyataannya hanya satu janin yang baru mencapai ukuran enam sel sebelum sel tersebut berhenti membelah. Cuma enam sel! Ia bahkan ga dapat dilihat oleh mata tanpa mikroskop loh. Wew, jauh banget dari yang namanya tentara klon seperti di film Star Wars itu.
Kloning yang dilakukan oleh perusahaan dari Massachusetts itu adalah semacam kloning terapis, karena melibatkan produksi materi genetik untuk perawatan kondisi khusus. Itu jauh dari kloning yang bertujuan reproduktif, yang membutuhkan penanaman janin klon kedalam rahim – dan bahkan masih jauh banget dari citra klon yang dilahirkan dalam tabung uji tanpa orang tua satupun selain materi biologis yang dipakai untuk membuatnya.
Gagasan demikian terkait dengan visi dari novel Aldous Huxley tahun 1932 berjudul Brave New World daripada fakta ilmiah. Dan bahkan jika manusia ingin mengembangkan teknologi demikian, akan jauh sekali di masa depan. Bahkan bisa jadi “menciptakan kehidupan” lewat cara demikian adalah mustahil, bila ya, pencapaian demikian sama halnya saat dimana kita di masa depan berhasil pergi ke tata surya lain.
Ini bukan berarti kalau semua ketakutan kita pada kloning dan rekayasa genetika sebenarnya tidak beralasan; sebaliknya, itu adalah sebuah sikap skeptik yang penting. Menjadi skeptik itu bagus, sejauh kita punya alasan yang kuat untuk bersikap kritis.
Langganan:
Postingan (Atom)