Rabu, 01 Desember 2010

SAHABAT AIR PANTAU PENCEMARAN SUNGAI

Puncak Musim kemarau mulai melanda Jawa Timur, banyak bendungan yang mengalami defisit air bahkan pakar Pemerintah Jawa Timur menghimbau masyarakat Jawa Timur untuk menghemat pemakaian air karena Jawa Timur akan mengalami krisis air hingga pertengahan nopember 2008. Namun ironisnya di Kawasan industri Driyorejo masih ditemukan beberapa industri yang membuang limbah berwarna hitam sehingga merubah warna air sungai yang semula jernih menjadi hitam pekat. Rencananya sahabat air akan melaporkan pelanggaran industri ini pada Instansi pengelolaan lingkungan di Gresik dan Jawa Timur.

Fakta ini ditemukan oleh anggota Sahabat air SMAN 1 Driyorejo yang melakukan investigasi sumber pencemaran di Kali Surabaya dan Kali Tengah pada hari Sabtu/minggu 26-27 Juli 2008. Sahabat air merupakan klub lingkungan yang beranggotakan sekolah yang tersebar dari hulu sampai hilir Kali Surabaya, dari sekolah yang ada hulu Kali Surabaya adalah SMAN 1 Wringinanom dan SMAN 1 Driyorejo kabupaten Gresik, sedangkan kawasan tengah Kali Surabaya diikuti oleh SMA AL Falah SMPN 16 Surabaya dan SMP Ciputra sedangkan dari daerah urban (hilir) diikuti oleh SMP santa maria SMAN 4 dan SMAN 5 Surabaya. Sahabat air dibentuk dengan tujuan untuk mengembalikan kualitas air Kali Surabaya sebagaimana peruntukkannya sebagai bahan baku air minum. Klub Sahabat air dibentuk dengan dukungan dari Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Kota Surabaya.



Pencemaran Kali Surabaya

Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh klub sahabat air adalah melakukan pemantauan rutin kualitas air Kali Surabaya dan identifikasi sumber-sumber pencemaran di Kali Surabaya.

A. Kegiatan pemantauan pertama kali dilakukan pada 24-25 Juni 2008 yang Tim pemantau terdiri dari 7 sekolah anggota sahabat air menemukan bahwa Kali Surabaya saat ini telah menjadi tempat pembuangan :

1. 205 WC terapung yang merupakan sumber pencemaran organik berupa tinja (feses) yang mengakibatkan tingginya tingkat pencemaran organik yang terukur dengan tingginya nilai BOD (Biological Oxygen Demand).

2. 25 Saluran pembuangan limbah industri yang umumnya berupa pembuangan kertas dengan jenis limbah cair berupa cairan keruh yang mempengaruhi jumlah biota yang ditemukan disekitar tempat pembuangan

3. 218 tempat sampah sementara, kawasan yang ada disekitar kana-kiri sungai dijadikan kawasan pembuangan sampah yang menumpuk, sehingga pada usim penghujan dapat dipastikan sampah terikut kedalam aliran air.

B. Kegiatan pemantauan Kedua dilakukan pada 26-27 Juli 2008

Pemantauan kedua ini dilakukan oleh SMAN 1 Driyorejo yang terdiri dari 4 pelajar Shinta Yuliana, Rizka Auliyatus sa’diyah, Ayu prameswari, Ayu Fidya dan guru pembimbing Ibu Mutmainah SPd pengajar biologi. Dalam kegiatan pemantauan kedua ini anggota sahabat air memantau sumber warna hitam dikali tengah, dari penelusuran sepanjang 7 km ditemukan bahwa sumber limbah yang membuat air kali tengah dan kali surabaya berwarna hitam diduga berasal dari PT Tiplas, produsen tikar plastik yang berada dalam kawasan Pabrik PT Indomapan di Desa Kesamben Wetan Driyorejo, sumber lainnya di duga berasal dari PT Wings Surya, dugaan ini dikuatkan dengan data parameter Kandungan Oksigen terlarut (KOT)yang menyusut pada lokasi sebelum buangan limbah kedua perusahaan ini bila dibandingkan dengan KOT lokasi setelah buangan limbah. “ sebelum melewati PT Tiplas KOT menunjukkan angka 7 ppm yang berarti memenuhi standar kualitas air minum, namun setelah air sungai bercampur dengan limbah PT Tiplas KOT menurun drastis menjadi 1 ppm atau jauh dibawah standar air baku untuk bahan baku air minum,” Ujar Shinta Yuliana menjelaskan. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa selain membawa pengaruh penurunan KOT limbah cair ini juga meningkatkan kekeruhan air dari 10ntu menjadi 200ntu, pH air dari 7 menjadi 9 dan TDS (Total Dissolved Solid) dari 130ppm menjadi 596ppm, kenaikan TDS dia air menunjukkan terjadinya penambahan senyawa-senyawa logam berat dan senyawa kimia yang sulit diuraikan oleh air.

Rizka Auliyatus Sa’adiyah anggota Sahabat air dari SMAN 1 Driyorejo juga menemukan beberapa pelanggaran pembuangan limbah yang dilakukan oleh industri seperti saluran buangan yang tersembunyi dan buangan limbah yang bercampur dengan limbah padat seperti plastik dan sampah. “pembuangan limbah di Kali Tengah harus dikendalikan dan dipantau agar tidak mencemari lingkungan karena sebagian air kali tengah dimanfaatkan sebagai air irigasi,” imbuh Ayu Prameswari pelajar kelas XI. Untuk mengendalikan pencemaran di Kali Surabaya dan Kali Tengah Sahabat air dari SMAN 1 Driyorejo mengajukan saransolusi berupa keterlibatan semua pihak baik masyarakat, industiawan dan pemerintah untuk :

- Pemerintah Propinsi dan Pemkab Gresik harus tegas dalam penegakan hukum pada pelaku pencemaran yang sudah diatur dalam UUPLH 23/1997 serta meningkatkan pengawasan buangan limbah industri sehingga pencemaran air dapat dikendalikan.

- Industriawan harus menetralisir dan mengolah limbah cair sebelum dibuang di sungai karena air Kali Surabaya adalah bahan baku air minum

- masyarakat disekitar perusahaan dan masyarakat sekolah harus terlibat aktif dalam pengawasan dan ikut serta dalam pengelolaan sumberdaya air di Kali Surabaya

Taksonomi Tumbuhan Rendah


Tatanama Tumbuhan
1. Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan (identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi.
2. Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada kesamaan pemahaman di antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia tentang apa yang dimaksud.
3. Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya.
4. Setiap individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah taksa yang jenjang tingkatnya berurutan.
5. Tingkat jenis (species) merupakan dasar dari seluruh takson yang ada.
6. Nama-nama takson di atas tingkat suku (familia) diambil dari ciri khas yang berlaku untuk semua warga dengan akhiran yang berbeda menurut tingkatnya.
7. Nama suku (familia) merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata benda berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama salah satu marga yang termasuk dalam suku tadi ditambah dengan akhiran -aceae.
8. Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufrad atau suatu kata yang diperlakukan demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber mana pun, dan dapat disusun dalam cara sembarang.
9. Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda, artinya terdiri atas dua suku kata yang berbentuk mufrad yang diperlakukan sebagai bahasa Latin.
10. Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti nama orang yang memberikan nama ilmiah dalam bentuk singkatan.
[sunting] Klasifikasi
1. Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki.
2. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu.
3. Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya.
4. Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu.
5. Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu nama takson sekaligus menunjukkan pula tingkat takson (kategori).
6. Ada tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan yaitu sistem klasifikasi buatan, sistem klasifikasi alam, dan sistem klasifikasi filogenetik.
7. Berdasarkan sejarah perkembangannya ketiga sistem klasifikasi tersebut dibagi menjadi empat periode yaitu periode sistem habitus, periode sistem numerik, periode sistem alam, dan periode sistem filogenetik.
8. Sistem klasifikasi yang tinjauannya didasarkan modifikasi dari sistem yang telah ada dengan penambahan data yang baru, disebut sistem kontemporer.
9. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berpengaruh pula terhadap perkembangan ilmu taksonomi tumbuhan.
10. Perubahan klasifikasi organisme hidup yang semula dua dunia kemudian menjadi empat dunia, atau dari empat dunia menjadi lima dunia, telah mengakibatkan sekelompok atau sebagian kelompok organisme yang semula termasuk dalam dunia tumbuhan dipindahkan ke dalam dunia (regnum) baru atau regnum yang lain.
[sunting] TAKSONOMI TUMBUHAN
Identifikasi
1. Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.
2. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.
3. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan yang ada dalam KITT.
4. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan ke dunia ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi KITT.
5. Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, memerlukan sarana antara lain bantuan orang, spesimen herbarium, buku-buku flora dan monografi, kunci identifikasi dan lembar identifikasi jenis.
6. Flora adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu.
7. Monografi adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu. baik yang terbatas pada suatu wilayah tertentu saja maupun yang terdapat di seluruh dunia.
8. Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang jawabnya harus ditemukan pada spesimen yang akan diidentifikasi.
9. Bila semua pertanyaan berturut-turut dalam kunci identifikasi ditemukan jawabnya, berarti nama serta tempatnya dalam sistem klasifikasi tumbuhan yang akan diidentifikasi dapat diketahui.
10. Lembar Identifikasi Jenis adalah sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang disertai dengan nama klasifikasi jenis yang bersangkutan.
Klasifikasi ilmiah menunjuk ke bagaimana ahli biologi mengelompokkan dan mengkategorikan spesies dari organisme yang punah maupun yang hidup. Klasifikasi modern berakar pada sistem Carolus Linnaeus, yang mengelompokkan spesies menurut sifat fisik yang dimiliki bersama. Pengelompokan ini sudah direvisi sejak Carolus Linnaeus untuk menjaga konsistensi dengan asas sifat umum yang diturunkan dari Darwin.
Untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup secara keseluruhan tidak mudah sehingga dibuat klasifikasi (pengelompokan) makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu. Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah (kepastian terakhir) adalah Kingdom(kerajaan), Phylum atau Filum (tumbuhan)/Divisio (hewan), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Famili (Suku), Genus (Marga), dan Spesies (Jenis).
Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah untuk mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari persamaan dan perbedaan sifat atau ciri pada makhluk hidup.
Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Makhluk hidup yang memliliki ciri yang sama dikelompokkan dalam satu golongan. Contoh klasifikasi makhluk hidup adalah :
• Berdasarkan ukuran tubuhnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi pohon, perdu, dan semak.
• Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan yang hidup di lingkungan kering (xerofit), tumbuhan yang hidup di lingkungan air (hidrofit), dan tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab (higrofit).
• Berdasarkan manfaatnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tanaman obat-obatan, tanaman sandang, tanaman hias, tanaman pangan dan sebagainya
• Berdasarkan jenis makanannya. Contoh: Hewan dikelompokkan menjadi hewan pemakan daging (karnivora), hewan pemakan tumbuhan (herbivora), dan hewan pemakan hewan serta tumbuhan (omnivora).
Sistem Klasifikasi Lima Kingdom
Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu kerajaan tumbuhan dan kerajaan hewan. Dasar para ahli mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan :
1. Kenyataan bahwa sel kelompok tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun dari selulosa.
2. Tumbuhan memiliki klorofil sehingga dapat membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis dan tidak dapat berpindah tempat dan hewan tidak memiliki dinding sel sementara hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri, dan umumnya dapat berpindah tempat.
Namun ada tumbuhan yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, yaitu jamur (fungi). Berarti, tumbuhan berbeda dengan jamur maka para ahli taksonomi kemudian mengelompokkan makhluk hidup menjadi tiga kelompok, yaitu Plantae (tumbuhan), Fungi (jamur), dan Animalia (hewan).
Setelah para ahli mengetahui struktur sel (susunan sel) secara pasti, makhluk hidup dikelompokkan menjadi empat kerajaan, yaitu Prokariot, Fungi, Plantae, dan Animalia, Pengelompokan ini berdasarkan ada tidaknya membran inti sel. Sel yang memiliki membran inti disebut sel eukariotik, sel yang tidak memiliki membran inti disebut sel prokariotik.
Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini berdasarkan pada susunan sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya, dan tingkatan makhluk hidup.
Penjelasan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Lima Kingdom:
[sunting] Kingdom Monera
Para makhluk hidup di Kingdom Monera berupa makhluk hidup sel tunggal (uniseluler). Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Monera memiliki sel prokariotik (sel sederhana yang mempunyai kapsul sebagai lapisan terluarnya dan dinding sel didalamnya). Kelompok Monera ini terdiri dari Eubacteria (selama ini kita mengenalnya sebagai bakteri) dan Archaebacteria (bakteri yang hidup pada habitat ekstrim).
[sunting] Kingdom Protista
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista memiliki sel eukariotik. Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari Protista menyerupai tumbuhan (ganggang), Protista menyerupai jamur, dan Protista menyerupai hewan (Protozoa, Protos: pertama, zoa: hewan). Protozoa mempunyai klasifikasi berdasarkan sistem alat geraknya, yaitu Flagellata/Mastigophora (bulu cambuk, contoh Euglena, Volvox, Noctiluca, Trypanosoma, dan Trichomonas), Cilliata/Infusiora (rambut getar, contoh Paramaecium), Rhizopoda/Sarcodina (kaki semu, contoh Amoeba), dan Sporozoa (tidak mempunyai alat gerak, contoh Plasmodium).
[sunting] Kingdom Fungi (Jamur)
Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya sendiri. Cara makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycota). Beberapa kelompok kelas antara lain:
a. kelas Myxomycetes (jamur lendes) contoh nya [[Physarum policephalius]].
b. kelas Phycomycetes (jamur ganggang) contoh nya jamur tempe (Rhizopusorizae, mucor mue
[sunting] Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Tumbuhan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Tumbuhan memiliki kloroplas sehingga dapat membuat makanannya sendiri (bersifat autotrof). Sel tumbuhan juga mempunyai dinding sel, plastida, dan ukuran vakuola yang cenderung besar (melebihi ukuran nukleus/inti). Tumbuhan terdiri dari tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
[sunting] Kingdom Animalia (Hewan)
Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak bertulang belakang (invertebrata/avertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).
Pada tahun 1970-an seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain dari university of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariot dibandingkan bakteri lain yang merupakan prokraiot. Hal itu menyebabkan terciptanya sistem klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera lain yang kemudaian disebut Eubacteria. Namun hingga sekarang yang diakui sebagai sistem klasifikasi standar adalah sistem Lima Kingdom yang ditemukan oleh Whittaker.

Poaceae
Padi, Salah satu spesies dari Poaceae
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

(tidak termasuk) Monocots

(tidak termasuk) Commelinids (Eumonocots)

Ordo: Poales

Famili: Poaceae
(R.Br.) Barnhart

Fermentasi Wine Pisang


Pisang merupakan buah yang mudah rusak setelah pemanenan. Guna mengatasi kerusakan buah maka dilakukan berbagai teknik untuk pengolahan pisang seperti keripik, pisang goreng, sale dan sebagainya. untuk buah yang telah lewat masak dan tidak dapat diolah menjadi sale dapat dijadikan juice ataupun wine.

Pembuatan Juice

Buah pisang yang baik dan telah masak, dikupas dan daging buah dipotong-potong. potongan buah ini diblender dengan air panas 100 C (pulp : air =1 : 4). Jika tidak memiliki blender yang tahan panas dapat dilakukan dengan cara merebus potongan-potongan pisang dengan air selama 30 menit. Bubur yang diperoleh di press dan disaring sehingga diperoleh juice pisang. Buat juice psang menjadi 10 Brix dengan sukrosa (gula pasir) kemudian tambahkan 0,5 mg/100 mL kalium metabisulfit. Juice kemudian dipasteurisasi (60 C 3 menit) dan masukkan freezer sampai siap digunakan.

Juice yang dihasilkan memiliki karakteristik (tergantung jenis pisangnya): pH 4,45; assam tartarat 0,08%, padatan terlarut 18 Brix, berat jenis 1,08; asam asetat 0,06%, abu 0,35%, protein 0,02%, gula 3,0 %, asam askorbat 9 mg/100mL.

Pembuatan Kultur Khamir (bibit)

Ragi roti sebanyak 4 gram dilarutkan dalam 200 mL juice pisang kemudian ditambah diamonium sulfat 0,3 g/100 mL sebagai nutrisi bagi khamir. Campuran ini dimasukkan dalam botol dan diinkubasi 48 jam pada suhu kamar.

Fermentasi

Juice pisang (4 L) dimasukkan dalam botol/wadah fermentasi kemudian ditambah bibit 3 % (v/v) dari inokulum khamir 48 jam. wadah fermentasi ditutup dengan penutup karet yang diberi saluran untuk membuang CO2. ujung pipa dicelupkan dalam larutan kalium metabisulfit 0,5 mg/L. Inkubasi dilakukan pada suhu kamar selama 2 minggu.

Jika fermentasi telah selesai (ditandai dengan tidaklagi terdeteksi adanya gelembung gas yang keluar), wine dipindahkan ke dalam botol wine dan dipasterisasi (60 C selama 30 menit) dan disimpan pada refrigerator.

Kaakteristik Wine pisangpH 3,30; asam tartarat 0,85%, padatan terlarut 4,8 Brix, berat jenis 0,99; asam asetat 0,50%, abu 0,20%, protein 0,04%, asam askorbat 1,4 mg/100mL dan alkohol 5% (v/v).