Jumat, 03 Desember 2010

Budidaya Jamur Tiram Putih

MENINGKATKAN BER, AGAR PANEN JAMUR BANYAK
Jumlah BER (Biological Economic Ratio) atau perbandingan jumlah berat panen jamur dengan berat media baglog yang ada selama ini rata-rata 25%-35%, semua bergantung kualitas baglog, kualitas spawn (bibit) dan perawatan.
Bagaimana caranya agar kita dapat mencapai BER yang lebih dari itu..? Apakah mungkin..? Dan apa saja resikonya..? Mari kita bahas bersama-sama. Bagi para pakar jamur tiram, feed back dan kritik saran atas tulisan ini sangat kami harapkan.
Meningkatkan BER sangat diharapkan dapat dilakukan agar hasil panen jamurnya bisa banyak, juga lama.
Tentunya dengan meningkatkatnya BER, keuntungan pebudidaya pun akan meningkat. Lalu bagaimanakah caranya untuk meningkatkan BER ini..?
Berikut sedikit tips dan tatacaranya:

1. Gunakan jenis gergajian yang memiliki berat lebih atau lebih keras (BJ nya lebih berat)
Umumnya di pulau Jawa dan sekitarnya, pebudidiaya menggunakan kayu sengon laut untuk budidaya jamur tiram putih. Hal ini dikarenakan usia tumbuh kayu sengon singkat, sehingga cukup banyak dan mudah didapatkan. Selain itu budidaya dengan kayu sengon laut cukup mudah dilakukan dan resikonya pun tidak terlalu besar. Namun BER yang didapatkan jika menggunakan kayu sengon laut hanya berkisar maksimal 30% saja.
Jika ingin mendapatkan BER yang lebih, bisa memilih kayu mahoni, mindi, waru, coklat, meranti. Jenis kayu yang disebutkan tadi memiliki karakter lebih keras dan berat daripada kayu sengon laut. Artinya dengan menggunakan kayu tersebut, diharapkan BER akan meningkat.
2. Gunakan bibit F2 yang sesuai dengan kayu tersebut.
Kayu yang memiliki karakter lebih keras, maka bibit F2 yang akan diinokulasikan juga harus lebih kuat daripada biasanya. Ini agar pertumbuhan miselia dapat dengan cepat menjangkau atau menembus kayu tersebut. Jika baglog menggunakan jenis kayu mahoni (misalnya) maka, bibit F2 yang digunakan (jika bibit gergajian), sebaiknya berasal dari kayu mahoni pula.
Bibit F2 nya juga harus merupakan konsentrat dengan perbandingan nutrisi beras jagung:bekatul:gergajian 1:2:2 atau 1:2:3.
3. Rasio pemberian bibit pada baglog
Perlu diperhatikan agar perkembangan miselia dapat segera menembus baglog dengan cepat, maka perbandingan berat bibit ke media baglog adalah 0,8%-1,3%. Artinya, jika media baglog yang kita buat memiliki berat 1400gram (1,4kg), maka bibit yang kita inokulasikan beratnya harus 11,2gram - 18,2gram. Jumlah bibit yang diinokulasikan ke baglog sebanyak ini diharapkan akan mempercepat perkembangan miselia dan juga mengecilkan rasio kegagalan. memang, kesannya jadi boros di penggunaan bibit, oleh sebab itu diharapkan pebudidaya dapat memproduksi bibit sendiri..
4. Rasio pemberian nutrisi pada baglog
Nutrisi atau jumlah bekatul, tepung jagung, dan zat lainnya yang akan diberikan pada campulran media normalnya sekitar 15%. Namun untuk memperoleh BER yang lebih, nutrisi yang diberikan juga harus ditingkatkan. Akumulasi total yang diberikan adalah berkisar antara 20% hingga 25% dari berat gergajian. Mengapa pemberian nutrisi ini harus ditingkatkan..? Karena jenis kayu yang digunakan lebih keras dan berat, sedangkan nutrisi itu diperlukan untuk segera memperkuat penumbuhan miselia, jadi nutrisi yang lebih diharapkan mempercepat membentukan dan penyebaran miselia. Tapi untuk pemberian nutrisi ini, harus diperhatikan sterilisasinya juga, posting kami tentang korelasi antara pemberian nutrisi dan sterilisasi perlu untuk diperhatikan.
5. Memperbanyak rasio berat media
Kalau tips ini hanya untuk meningkatkan berat media baglog. Jika ingin memperoleh hasil yang lebih banyak, tentunya volume dan berat baglog harus diperbanyak. Jadi jika normalnya ukuran baglog adalah ber diameter 11cm tinggi 25cm (berat 1,4kg), jika ingin memperoleh hasil lebih, bisa dengan memperbesar baglog dengan ukuran baglog seberat 2kg..
Namun.., untuk meningkatkan BER dengan tips yang sudah diberikan tadi ada beberapa hal yang sangat perlu untuk diperhatikan, antara lain..:
1. Perhatikan dengan benar ph dari gergajian
ph untuk budidaya jamur adalah 7, pengaturan ph ini dapat dilakukan dengan mencampurkan kapur secara merata pada gergajian. Ada baiknya, jika gergajian masih baru, harus dilapukkan terlebih dahulu dengan mencampurkan kapur, lalu dibiarkan selama 1bulan, barulah gergajian dapat digunakan dala proses budidaya. ph ini sangat penting karena jika ph masih diatas 7, maka kegagalan akan tinggi. Cek dengan benar ph sebelum digunakan dengan menggunakan ph meter atau kertas lagmus. 
2. Pastikan sterilisasi harus benar-benar matang.
Penggunaan jenis gergajian yang lebih keras, otomatis akan memperlama proses sterilisasi. Proses pengukusan yang normalnya sekitar 8jam, jika menggunakan jenis kayu yang lebih keras, bisa jadi akan lebih lama. Pastikan dengan benar termometer sudah menunjukkan suhu media 100 derajat C dan ada baiknya setelah suhu tersebut tercapai, pertahankan dulu selama 2-3jam.. Agar rasio kegagalan dapat diperkecil.. Biasanya jika ingin menggunakan jenis serbuk gergajian dari jenis kayu yang lebih keras, sterilisasi dengan menggunakan drum kurang kuat untuk mematangkan baglog. Apalagi dengan pemberian nutrisi yang lebih banyak, diperlukan proses sterlisasi yang benar-benar panas pada steamer.
3. Proses inokulasi dan inkubasi
Karena diperkirakan pengembangan miselia akan lebih lama daripada biasanya, perlu diperhatikan dengan benar proses inokulasi dan inkubasinya. Setelah inokulasi yang benar dengan memberikan bibit dengan perbandingan 1% tadi, proses inkubasi harus ditempatkan di tempat yang benar-benar bersih dan steril. Pada 10 hari pertama ada baiknya baglog tidak terkena cahaya dan juga hanya diberi sedikit sirkulasi udara saja, nah.. setelah 10 hari tersebut, berikan sirkulasi udara dan cahaya, agar perkembangan miselia pada baglog bisa menyebar dengan baik...
4. Perlunya penelitian kecil..
Jika ingin menggunakan serbuk gergajian dengan jenis yang lebih keras, ada baiknya kita mencobanya dahulu pada skala kecil, dan disterilkan pada autoclave. Nah.., jika memang pengembangan miselia baik, barulah bisa dilakukan untuk skala produksi yang lebih besar..
ada baiknya posting kami tentang faktor yang menyebabkan kegagalan dalam pembuatan baglog juga diperhatikan, karena tips untuk meningkatkan BER tadi juga meningkatkan pula resikonya.

AGAR PANAN BANYAK MAKA YANG HARUS DIPERHATIKAN :

Bagi pemula, bahkan bagi yang sudah lama bergelut di bisnis jamur tiram ini, terkadang kita kurang tahu apakah progress panen pada kumbung jamur tiram kita sudah normal/optimal.
Banyak juga yang mengeluhkan kenapa kog panen jamur tiram pada kumbungnya sedikit?
Bagaimana menilai bahwa jumlah jamur yang dipanen pada kumbung itu normal atau tidak..?
Dan bagaimana pula untuk bisa mendeteksi apabila jumlah panen tersebut dibawah standar?
Panen jamur bisa dikatakan baik/wajar/banyak apabila memenuhi beberapa indikasi berikut ini:
1. Kestabilan panen
Kami pernah menulis sebelumnya bahwa jumlah baglog yang panen pada suatu kumbung berfluktuasi antara 3% hingga 10% dari jumlah baglog yang ada. Jadi jika kita memelihara 1000 baglog, maka setiap harinya jumlah baglog yang mengeluarkan jamur tiram putih adalah 30 buah hingga 100 buah baglog.
Jika berat rata-rata jamur tiram yang dipetik di tiap baglognya memiliki berat 100gram, maka hasil panen hariannya berkisar antara 0,1x30= 3kg hingga 0,1x100= 10kg.
Dalam pengalaman kami, kisaran rata-rata per 1000 baglog adalah kurang lebih menghasilkan 4kg-5kg jamur tiram putih. Jadi jika merawat 5000 baglog tinggal dikalikan saja = 20kg-25kg per hari, dan seterusnya jika 10.000 baglog.
2. Progress panen pada bulan pertama dan kedua
Karakteristik panen jamur tiram putih jenis florida dan ostern memang bierbeda, tetapi kalau direkapitulasi hasilnya pada bulan pertama dan kedua, hasilnya hampir sama.
Diasumsikan hasil jamur totalnya adalah 30% dari berat baglog (baca berapa hasil panen jamur tiram total), jika berat baglog 1400gram (1,4kg), maka target panen adalah = 0,3*1400 = 420gram (4,2ons). Ini jumlah panen yang sangat optimis dan baik, jadi per 1000 baglognya diharapkan akan menghasilkan panen total 420kg dalam 4-5bulan masa panen.
Nah.., progress panen yang wajar/baik dari target tersebut adalah:
Pada bulan pertama, kira-kira sudah mencapai 35% dari target panen = 147kg
Pada bulan kedua, kira-kira sudah mencapai 65% dari target panen = 273kg.
Jadi, jika progress panen pada kumbung kita tidak mencapai angka itu, bisa dikatakan bahwa ada masalah yang harus diperhatikan. Tetapi jika tidak terlalu jauh capaiannya, ya bisa dikatakan juga masih wajar. Kalau lebih.. Alhamdulillah tentunya..
3. Rekapitulasi hasil total
Rekap total ini hanya bisa dilakukan jika sudah mencapai 4bulan masa produksi. Di sini kita sudah tidak bisa berbuat banyak jika jumlah panen dibawah target, karena baglog sudah melewati masa produksinya. Ini tentunya ditandai dengan baglog yang sudah kempes dan ringan. Bagi sebagian pebudidaya mungkin juga ada yang bisa hingga 6bulan. Tetapi bagi kami, umur yang pendek ini agar perputaran bisnis bisa lebih cepat. Hasil panen total jamur per baglognya seperti yang telah dibahas sebelumnya yaitu berkisar antara kurang lebih 30% dari berat baglog. Ini sudah pernah kami bahas dalam berapa hasil panen jamur bagian 1, dan berapa hasil panen jamur bagian 2.
Dari ketiga indikasi tersebut, InsyaALLAH sudah bisa ditentukan, apakah panen jamur tiram pada kumbung kita normal atau kurang baik. Penting kiranya diperhatikan, jika indikasi kurang baik panen tersebut sudah dideteksi pada bulan pertama, agar kita bisa segera menentukan langkah berikutnya untuk melakukan identifikasi masalah dan segera melakukan perbaikan.
Ada baiknya juga referensi tentang pola pertumbuhan jamur tiram berikut diperhatikan juga untuk menilai normal tidaknya panen jamur di kumbung.
Jika Ternyata panen tidak baik, (kurang banyak) ada beberapa sebab yang PERLU DIPERHATIKAN, YaiTU..:
1. Kadar/takaran nutrisi pada baglog kurang baik/tidak sesuai.
Takaran yang baik yang terkandung dalam baglog biasanya adalah kandungan sekitar 15%-20% akumulasi kadar tepung jagung dan bekatul. Boleh juga ditambah sedikit air gula. Tetapi pada jenis kayu tertentu terkadang penambahan aditif seperti air gula malah tidak sesuai. Nah.., apabila kadar takaran ini kurang, walaupun tumbuh miselium, terkadang jumlah jamur yang dipanen kurang baik. Baca posting kami tentang faktor yang mempengaruhi kualitas baglog.
2. Bibit yang kurang baik.
Hal ini sudah kami bahas sebelumnya. Intinya memang harus digunakan strain bibit yang berkualitas untuk menghasilkan panen yang baik pula.
3. Kontaminasi dan gangguan hama.
Pada saat di kumbung, bisa jadi ada gangguan dari bakteri tertentu, hama ulat, siput kecil, dsb. Ini terjadi bukan karena baglog yang kurang matang pada proses sterilisasi, tetapi kondisi kumbung itu sendiri yang kurang bersih. Penting dilakukan, sebelum diisi baglog, kumbung disterlisasi dengan menggunakan formalin 4% atau bisa juga dengan menggunakan fungisida. Bersihkan kumbung dengan baik, dan usahakan lingkungan sekitar kumbung pun hendaknya bersih. Dalam artian di sekitar kumbung kalau bisa jangan ada tempat pembuangan sampah atau sejenisnya.
4. Kumbung terkena banyak kontaminasi gas, asap, CO2..
Perkembangan jamur memerlukan oksigen sebagai pemicu tubuh buah. Kontaminasi asap atau Co2 yang berlebihan masuk ke dalam kumbung tentunya dapat menghambat perkembangan atau pembentukan tubuh buah. Akhirnya baglog gagal atau hanya sedikit menghasilkan jamur. Usahakan pembangunan kumbung jauh dari lokasi pembakaran sampah, bengkel motor, dan apapun yang menghasilkan asap. Lebih bagusnya kalau dekat dengan pepohonan.
5. Tata cara panen dan perawatan yang salah
Perawatan sangat penting, ini dikarenakan pemanenan jamur adalah setiap hari. Cara panen yang benar adalah mencabut jamur hingga akarnya secara sempurna, bahkan hingga gergajiannya ikut juga. Pencabutan yang tidak sempurna menyebabkan tertinggalnya sisa tangkai di mulut baglog, hal inilah yang menyebabkan menghalangi panen berikutnya dan bahkan jika membusuk dapat menyebabkan munculnya ulat, bakteri, dan mengkontaminasi baglog.
Jadi cara panen yang benar disertai dengan selalu memeriksa kebersihan baglog sangat menentukan hasil panennya.
6. Kurangnya sirkulasi udara dan cahaya
Apabila pada masa inkubasi untuk perkembangan miselium tidak memerlukan oksigen, sebaliknya pada saat fase penumbuhan jamur, sangat diperlukan oksigen sebagai pemicu tumbuhnya. Jadi kumbung yang kurang baik sirkulasi udaranya akan berpengaruh pada hasil panen nantinya. Ini juga terkait dengan jumlah baglog yang terlalu padat dan banyak pada kumbung, akhirnya karena sirkulasi udara kurang, jamur yang dihasilkan pun kurang baik dalam kuantitas. Standar pembuatan kumbung yang baik memang masih terus dicari, tetapi beberapa referensi kumbung pada posting kami sebelumnya bisa menjadi pertimbangan.
7. Kelembaban udara yang kurang..
Kelembaban udara yang diperlukan agar dihasilkan jamur yang baik berkisar antara 80%-90%. Apabila kelembaban udara kurang, dikhawatirkan baglog akan mengering, ini yang menyebabkan jumlah panennya akan berkurang, karena kadar air dalam baglog harus stabil di kisaran 70%, jika berkurang, maka akan kurang juga jamurnya atau malah gagal menumbuhkan jamur.
8. Kadar air dalam baglog yang berlebihan
Ini malah kontradiksinya, kadar air dalam baglog harus pas. Jika berlebih, dikhawatirkan akan memicu kontaminan yang akhirnya baglog akan gagal menumbuhkan jamur tiram.
Mungkin masih ada beberapa hal lagi, tetapi memang umumnya berkisar antara perawatan baglog di dalam kumbung..
Memang untuk merawat baglog jamur tiram, diperlukan ketelatenan, ketelitian, dan juga harus rajin dalam artian menjaga higinitas dan kebersihannya. Kumbung yang dirawat dengan baik akan berpotensi menghasilkan jamur tiram dalam jumlah yang banyak pula..
Pengalaman kami, ada kumbung yang perawatannya optimal, dari 6500baglog ukuran 1,4kg dapat menghasilkan jamur sebanyak 3000kg (3ton) dalam waktu 130hari..
Tetapi sebaliknya, ada kumbung yang kurang dirawat dengan baik, dari 5900baglog ukuran 1,4kg hanya menghasilkan jamur sebanyak 1700kg saja.
Intinya.., semua kembali kepada kita sendiri... tidak ada bisnis atau usaha yang hasilnya bisa optimal jika tidak dengan benar diperhatikan



Cara Menanam Tomat


Tomato ialah satu jenis sayur-sayuran buah yang kaya dengan vitamin
A & C

Jenis
Terdapat banyak jenis tomato dari luar dan dalam negeri.

Menyemai
Biji benih disemai selama 3-4 minggu sebelum diubah. Tanah biasa
atau gambut boleh digunakan untuk menyemai biji benih. Keadaan tanah
hendaklah halus dan ditambah baja NPK ( 12: 12 : 17: 2). Gaulkan
benij dengan racun kulat (Thiram) sebelum disemai. Jarak menyemai 5
cm x 0.5 cm dalam. Sembur racun kulat dan serangga tiap-tiap minggu.
kadar benih 300 g/ ha

Mengubah
Anak semaian sedia diubah bila menpunyai 4-5 helai daun atau pada
minggu keempat. Siram dengan air sebelum dipindah ke ladang. Siram
dan beri lindungan selepas mengubah.

Keadaan Tanah
Tomato perlukan tanah yang kaya dengan bahan organan dan pengaliran
air yang baik. Tanah yang masam hendaklah ditabur kapur magnesium
sebanyak 3- 5 tan /ha.

Membuat batas
Batas-batas dibuat setinggi 20-30 cm, lebar 1.2m panjang sesuka
hati.

Menaman
Anak semaian ditanam dengan jarak 60 cm antara pokok dan 60 cm
antara barisan.

Penyokong pokok
Satu cara menyokong pokok tomato adalah seperti ditunjukkan pada
gambarajah di sebelah.

Membaja
Untuk tanah gambut kadar membaja dengan NPK (12 : 12: 17 : 2) adalah
seperti berikut :

Peringkat pertumbuhan Kadar sepokok
Minggu kedua 31g
Minggu keempat 31g
Minggu Kelapan 31g

Baja ditabur di sekeliling pokok.

Memangkas
Dua batang utama dibiar tumbuh dan berbuah. Memangkas dimulakan
selepas pengeluaran bunga

Sungkupan
Ia mengurangkan kehilangan air dari tanah, mengawal kenaikan suhu
tanah dan kawal pertumbuhan rumpai.
Bahan sungupan adalah seperti lalang kering, pelepah kelapa sawit
dan lain-lain.

Mengawal Rumpai
Dibuat dari semasa ke samasa untuk mengurangkan persaingan unsur
makanan dan cahaya matahari.

MEMUNGUT HASIL Buah boleh dipetik dalam masa 12-15 minggu dari menyemai. Petik buak
yang matang, sebelum buahnya menjadi masak atau kuning.
Hasil boleh dipungut tiap-tial tiga hari sekali. Anggaran hasil 16
000 kg/ ha.